Search For Islam

Jumat, 17 Oktober 2008

Hang FM Batam Terbakar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sehubungan kejadian terbakarnya studio Radio Hang FM Batam (Radio Dakwah Ahlussunnah) beserta asset-assetnya.

Bagi antum yang bersimpati dan ingin menyumbangkan dana untuk membangun dan pembelian peralatan pemancar silahkan kirimkan infaq ke rek :
ACCOUNT NUMBER : 109 000 6388 607,
Atas Nama : PT RADIO MEDIA HANG BATAM ,
Bank : Mandiri

Kontak Person
- Pak Asep Ketua Yayasan Alkahfi - 081372395051
- Pak Zen Owner Radio Hang - 081536992233
- Pak Heri Manajemen Hang - 08163655267

Jazakallah

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

http://safuan.wordpress.com

RUU PORNOGRAFI

Jakarta, 13 September 2008
Kepada Yth
Bapak/Ibu
Ketua organisasi/LSM/Tokoh Masyarakat

Dengan hormat,
Saat ini Pembahasan RUU Pornografi mendekati hasil akhir. Penghargaan yang setinggi-tingginya patut di berikan kepada DPR dan Pemerintah atas kerja keras selama ini, terutama untuk menghasilkan sebuah naskah yang komprehensif , yang relatif dapat diterima semua kalangan, dan dapat efektif menjerat industri pornografi sekaligus melindungi masyarakat, khususnya anak-anak dari terpaan pornografi. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang masih perlu sedikit diperbaki agar RUU Pornografi jika diundangkan kelak dapat benar-benar efektif menekan produksi, distribusi dan konsumsi pornografi di masyarakat serta dapat memberikan sanksi yang membuat efek jera kepada setiap pelanggar Undang-undang ini.

Data yang kami peroleh dari Gerakan Jangan Bugil Depan Kamera juga menegaskan bahwa saat ini UU ITE masih belum efektif untuk memerangi maraknya pornografi di Indonesia khusunya di dunia maya. Di mana pasca di terbitkannya UU ITE masih masih beredar film porno pelajar/mahasiswa: Nganjuk, Jombang, Pacitan, Gowa, Minahasa, Lampung dan lain-lain. Statistik dengan kata kunci berkonotasi seks cenderung naik..
Data Googletrends:
Kata kunci “sex, porno, xxx”: sebelumnya Indonesia rangking 4, tahun 2008 Indonesia ranking 3;
Kata kunci sex-idol “miyabi/maria ozawa, pamela anderson”: Indonesia tetap ranking 1;
Belum lagi sejumlah film buatan anak negri dengan judul yang memprovokasi seperti Anda Puas Saya Loyo, ML dan lain-lain yang seharusnya menurut PP NO. 7/1994, LEMBAGA SENSOR FILM pasal 17 tentang tata laksana penyensoran, sudah sangat jelas adegan yang harus di sensor tapi masih terdapat dalam film-film buatan anak negri tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan untuk memperkuat UU ITE, UU Perfilman dan lain-lain ini maka RUU Pornografi harus segera disahkan.
Kita tahu selain yang mendukung terdapat juga organisasi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan pribadi yang menolak RUU ini dan terus melakukan kampanye penolakan terhadap RUU pornografi ini. Kami mengajak teman-teman yang mempunyai kepedulian terhadap moral bangsa ini untuk memberikan dukungan kepada pemerintah dan DPR agar RUU ini di sahkan.

Surat dukungan mohon di kirim kepada :

1. Ketua DPR RI
Bpk. Agung Laksono
Fax: 021-5715328

2. Ketua Panja RUU tentang Pornografi
Ibu Chaerunnisa
Fax: 021-5755440

3. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Bpk. Drs. H. Mahfudz Siddiq, M.Si.
Fax: 021-5756086

4. Ketua Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi
Bpk. Djamaluddin Karim, SH
Fax: 021-5755848; 5755900

5. Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional
Bpk. Abdillah Toha
Fax: 021-5755811

6. Ketua Fraksi Bintang Reformasi
Bpk. Burzah Zarnubi, SE
Fax: 021-5755926

7. Ketua Fraksi Partai Demokrat
Bpk. H. Soekartono Hadi Warsito
Fax: 021-5755061; 57155134

8. Ketua Fraksi Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan
Bpk. Tjahjo Kumolo, SH
Fax: 021-5756188

9. Ketua Fraksi Partai Damai Sejahtera
Bpk. Ir. Apri Harnanto Sukandar, M.Div
Fax: 021-5715554

10. Ketua Fraksi Partai Golkar
Bpk. Andi Matalatta, SH., M.Hum.
Fax: 021-5755992; 5755304

11. Ketua Fraksi Parta Kebangkitan Bangsa
Bpk. Drs. Ali Masykur Musa, M.Si
Fax: 021-5755624

12. Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
Bpk. Drs. E. A. Jalaludin Soefihara, M.MA.
Fax: 021-5755488

Dengan tembusan ke :
ASA Indonesia No. Faks 021-7972064 email asa_indonesia@yahoo.com
Masyarakat Tolak Pornografi No. Faks 021-7814634 email perhimp.mtp@gmail.com


Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Hormat kami,



Sumber: Milis Tarbawi Community

HALAL BI HALAL

Assalamualaikum,
Jangan Lupa Dateng yach....rekan2...

(Embedded image moved to file: pic25043.jpg)


Thanks
Buldani
Mis Depart
email:buldani@volex.com

Rabu, 08 Oktober 2008

Fw: Gerakan Infaq Seribu (GIS) DEPAG

Assalamu'alaykum warrahmatullah wabarakatuh,

Ikhwah Fillah yang di rahmati Allah,
Alhamdulillahirobbil 'alamin, gerakan infaq seribu (GIS) yang telah kita
jalankan beberapa minggu yang lalu pada bulan Ramadhan telah terkumpul
sebesar Rp. 585.000,- (Lima Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah) dan telah
di salurkan ke DEPAG dengan kwitansi/bukti terlampir.

Semoga amal ibadah ikhwan dan akhwat sekalian di catat sebagai amal jariyah
oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Jazakumullah khairan katsira

Wassalamu'alaykum warrahmatullah wabarakatuh.

(Embedded image moved to file: pic08218.jpg)

Thanks
Buldani
Mis Depart
email:buldani@volex.com


(Embedded image moved to file: pic06451.jpg)

Senin, 22 September 2008

Bocah Misterius

--------------------------------------------------------------------------


"Bocah Misterius"





Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia
mondar-mandir keliling kampung.


Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan
bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.


Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana
kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat
menyala.


Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan
butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.


Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya
bukan pada bulan puasa!


Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak
orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu
saja menggoda orang yang melihatnya.


Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga
hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari
biasanya.


Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka
tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan
bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging
tersebut.


Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur
ketakutan sekaligus keheranan.


Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan
kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.


Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung,
belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.


Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari
kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama
juga!


Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari
dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain
menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.


Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu
malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar.


"Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu.
Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian,
ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.


Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan,
siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.


Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan
Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu,
dan membawanya ke rumah.


Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang
yang melihatnya.


"Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging
ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah
Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.


Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.


"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan
halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu
bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan
tingkahmu itu.."


Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu.
Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman
lebih tajam lagi.


"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang
lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu
mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada
sebelas bulan diluar bulan puasa?


Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan
menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga
yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?


Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit
menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga
kematian menjemput ajal..?!


Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian
untuk menahan lapar dan haus?


Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali
pada kerakusan kalian…!?"


Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk
menyela.


Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas
dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.


"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa
meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa
kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.


Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah
yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya,
lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?


Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan
yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian
menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?


Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan
pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.


Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua
belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah
saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil
seperti kami…!


Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta? Lalu kenapakah kalian
masih saja mendekap harta secara berlebih?


Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan
tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?


Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya
pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan
adanya azab Tuhan yang akan menimpa?


Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan…,
jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk


setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan
bumi kelak…."


Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi
kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.


Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!


Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah
sembarangan.


Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja
meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.


Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.


Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan
raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa
dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.


Di tengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan,
tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu
penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari
rumah Luqman!


Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman
tidak mau main-main.


Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan
bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau
meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang
dikatakan bocah misterius tadi.


Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan
orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian,
mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang
layak.


Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang
sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan
sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan
dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.


Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus
menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk
menahan lapar.


Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang
luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata
hatinya.


Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau
tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu
sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang
dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.


Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang
menghendaki bercahayanya hati.


Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak
pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas
dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya.


Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani
menunjuk hidungnya ketika ia salah.


Selamat menjalankan ibadah puasa…..


Thanks
Buldani
Mis Depart
email:buldani@volex.com

Kamis, 18 September 2008

Sandal Jepit Istriku

Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel
yang memenuhi kepala ini. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan
lapar memuncak seperti ini, makanan yang tersedia tak ada yang
memuaskan lidah. Sayur sop rasanya manis bak kolak pisang, sedang
perkedelnya asin tak ketulungan.

"Ummi... Ummi, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Selalu saja, kalau
tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!" Ya, aku tak
bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.
"Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan
Khodijah. Katanya mau kayak Rasul? ucap isteriku kalem.
"Iya. Tapi Abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti
Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!" Jawabku
masih dengan nada tinggi.
Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku
menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air
matanya merebak.
***
Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh
dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan baiti jannati di rumahku.
Namun apa yang terjadi? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang
kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling.
Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah.
Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana
sini. Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw!
berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena
berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Melihat
keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada.

"Ummi... Ummi, bagaimana Abi tak selalu kesal kalau keadaan
terus menerus begini?" ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Ummi... isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia
juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga.
Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?"

Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis
isteriku yang kelihatan begitu pilu. "Ah... wanita gampang sekali
untuk menangis," batinku. "Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya
mau jadi isteri shalihah? Isteri shalihah itu tidak cengeng,"
bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai.

"Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah
ini berantakan karena memang Ummi tak bisa mengerjakan
apa-apa. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Ummi kan muntah-muntah
terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali," ucap isteriku
diselingi isak tangis. "Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang
yang hamil muda..." Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat
tetap merebak.

Hamil muda?!?!
***
Bi..., siang nanti antar Ummi ngaji ya...?" pinta isteriku.
"Aduh, Mi... Abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?"
ucapku.
"Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak
pingsan di jalan," jawab isteriku.

"Lho, kok bilang gitu...?" selaku.
"Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing
kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam
suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,"
ucap isteriku lagi.

"Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja," jawabku ringan.
Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang
ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba
saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku
mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini
pertanda acara belum selesai. Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan
pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya
begitu mahal. "Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk
sepatu pun lucu-lucu," aku membathin.
Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang
diapit sepasang sepatu indah.

Dug! Hati ini menjadi luruh.
"Oh....bukankah ini sandal jepit isteriku?" tanya hatiku. Lalu
segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes!
Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa
baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan
isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal.
Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.

"Maafkan aku Maryam," pinta hatiku.
"Krek...," suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak,
lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan
melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan
cerah, secerah warna baju dan jilbab umminya. Beberapa menit
setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang
lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah
delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar.

Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berkebaya gelap dan
berjilbab hitam melintas. "Ini dia mujahidahku! " pekik hatiku. Ia beda
dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju
berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh
pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa
karena selama ini kurang memperhatikan isteri.

Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah
membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk
memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu
begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Aku benar-benar menjadi malu
pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang
lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata:
"Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya."

Sedang aku? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para
suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku terlalu sering
ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat
melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!

"Maryam...!" panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Tubuh
itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidak
percayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat
perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia.

"Abi...!" bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku
segirang ini.
"Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?" sesal hatiku.
***
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu,
senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya.
"Alhamdulillah, jazakallahu. ..,"ucapnya dengan suara tulus. Ah, Maryam,
lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu
hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud
dan 'iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya
menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku?

Korban Kisruh Antri Zakat Pasuruan

Astagfirullahaladzim L


Demi Allah, tak pantas kita hidup bermewah-mewahan… tak pantas kita hidup
berlebih-lebihan… dan tak pantas kita hidup dengan pemborosan…


Artikel ini mengingatkan, betapa diluar sana masih banyak orang2 yang
sebenarnya lebih pantas untuk memiliki sebagian harta kita L


Mudah-mudahan sama-sama bisa diambil ibroh-nya...


Benar-benar memprihatinkan... L








Inna lillahi wa'inna ilaihi rojiun……





Kompas, Selasa, 16 September 2008 | 01:55 WIB





Mereka Meninggal Demi Rp30 Ribu!





(Embedded image moved to file: pic23811.jpg) more picture below…





KOMPAS/RADITYA HELABUMI


Jenazah usai diotopsi di RSUD dr Soedarsono, Pasuruan.


/


Demi uang sebesar Rp30.000, ribuan orang di di Jl Wahidin Pasuruan rela
berdesak-desakkan dan mengakibatkan 21 orang tewas.


Peristiwa tragis itu terjadi saat pembagian zakat yang dimulai pada pukul
10.00 WIB. Ribuan warga miskin yang datang dari berbagai pelosok desa di
sekitar Kota dan Kabupaten Pasuruan itu berebut saling berdesakan guna
mendapatkan zakat dengan nilai nominal Rp30.000 per orang yang
dilangsungkan oleh keluarga dermawan H Syaichon di Jalan Dr Wahidin
Sudirohusodo, Kota Pasuruan.


Keluarga Syaichon yang mengatur para penerima zakat masuk satu per satu ke
dalam halaman rumahnya, akhirnya membuat ribuan orang yang terkonsentrasi
di sebuah gang tak bisa bergerak, bahkan orang yang pingsan pun tidak bisa
keluar. Puncaknya adalah: 21 orang tewas!


Makin jelas bagi kita, seperti apa rupa kemiskinan yang terjadi di negeri
ini. Jelas bukan seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang
mengklaim angka kemiskinan di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar
10 juta jiwa selama pemerintah Indonesia dipimpin Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Jika sebelumnya angka kemiskinan mencapai 40 juta jiwa, saat ini
jumlah penduduk miskin di Tanah Air diperkirakan berjumlah 30 juta jiwa.


Kemiskinan tak lagi menjadi mimpi buruk. Ia telah benar-benar menjelma
menjadi barisan manusia-manusia tak berdaya yang hadir di mana pun ada
remah-remah rezeki, termasuk di rumah keluarga H Syaichon.


Ya, mereka adalah para fakir miskin yang berniat menerima zakat. Sekali
lagi zakat, sebuah terminologi yang di dalamnya mengandung kemulyaan hidup
berupa kasih sayang terhadap sesama lewat tindakan berbagi.


Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara harfiah zakat berarti
"tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara
terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian
kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu
sebagaimana ditentukan.


Si pemberi zakat jelas orang mampu secara material. Orang yang memiliki
niat dan tindakan luhur untuk berbagi dengan sesama dan berharap pahala
dari Allah. Adapun si penerima zakat di antaranya adalah mereka yang Fakir,
yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokok hidup. Mereka yang Miskin, yang memiliki harta namun tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.


Secara teoritis, kemiskinan bisa dipahami sebagai gambaran kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.


Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik
dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.


Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan
ekonomi di seluruh dunia.


Entah gambaran seperti apa yang tepat untuk melukiskan kemiskinan yang
sedang melanda masyarakat kita. Gambaran-gambaran di atas boleh jadi telah
cukup akurat, tapi melihat fakta yang ada, mungkin kata nekat perlu pula
ditambahkan, termasuk nekat untuk mati demi tiga lembar sepuluh ribuan.


Saya percaya, sebagian besar yang datang ke rumah keluarga H Syaichon
adalah orang-orang yang berniat mulia, berniat mencari sedekah untuk
menyambung hidup, menyenangkan orang rumah untuk beli makanan atau membeli
pakaian bekas.


Saya juga percaya, Pak Syaichon tulus membagikan sebagian kekayaannya untuk
para fakir miskin. Yang jadi soal, kenapakah ia membagi sendiri zakatnya
itu kepada ribuan orang.


Mungkin benar pendapat Pengamat sosial, Prof DR M Ali Haidar MA, yang
menilai musibah yang mengenaskan itu menunjukkan ketidakpercayaan orang
yang berzakat kepada institusi yang menangani zakat.

"Ketidakpercayaan itu mendorong orang yang berzakat langsung membagikan
sendiri zakatnya," kata guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.


Maklumlah, salah satu "penyakit gawat" yang terus mewabah pada bangsa ini
adalah hilangnya kepercayaan orang per orang dan kepercayaan orang terhadap
institusi, termasuk institusi negara.


Orang belajar pada pengalaman, itulah jawabnya. Pada hari-hari yang kita
lewati, kian susah kita menemukan tauladan luhur dari para pemimpin bangsa
ini. Yang kita dapati adalah contoh buruk bagaimana para tokoh yang
mewakili kita justru bertindak deksura. Bagaimana para pemimpin yang
mengatur kehidupan bernegara kita hidup berfoya-foya. Dan, mereka yang kita
percaya sebagai imam hidup kita justru membawa kehidupan makin suram.


Menyakitkan memang. Apalagi ini terjadi saat umat Islam sedang menjalani
ibadah puasa. Apalagi ini terjadi di kala para tokoh sedang riuh rendah
menawarkan janji-janji manis dalam rangka menghadapi pemilu 2009. Apalagi
ini terjadi di bumi gemah ripah... loh kok begini. Hmmm, saya benar-benar
tak mampu meneruskan ujar-ujar Jawa yang hebat mengenai negeri kita yang
makmur jibar-jibur itu. Terlalu getir buat saya mendapati fakta
sauadara-saudara kita tewas hanya untuk uang setara dengan harga tiga
bungkus rokok.


(Embedded image moved to file: pic31322.jpg)








(Embedded image moved to file: pic30333.jpg)














(Embedded image moved to file: pic17673.jpg)








(Embedded image moved to file: pic04664.jpg)








(Embedded image moved to file: pic15141.jpg)








(Embedded image moved to file: pic07711.jpg)


(Embedded image moved to file: pic28253.jpg)


(Embedded image moved to file: pic06868.jpg)











(Embedded image moved to file: pic25547.gif)











(Embedded image moved to file: pic27644.jpg)








(Embedded image moved to file: pic32662.jpg)








(Embedded image moved to file: pic32757.jpg)











(Embedded image moved to file: pic20037.jpg)














(Embedded image moved to file: pic12859.jpg)











(Embedded image moved to file: pic08723.jpg)





(Embedded image moved to file: pic09741.jpg)








(Embedded image moved to file: pic27529.jpg)





KOMPAS/RADITYA HELABUMI


Apa yang hendak kita katakan pada peristiwa yang menewaskan 21 perempuan
dhuafa dalam pembagian zakat di Pasuruan baru-baru ini?

Insya Allah, mereka, para perempuan itu, akan masuk surga. Mereka yang
menyalakan tungku pemasak makanan buat keluarga. Di saat harga-harga
kebutuhan pokok semakin meningkat, di saat penghasilan keluarga terasa
tidak memadai, di saat harga bahan bakar semakin terasa menyesakkan, tungku
itu tetap harus menyala. Tetap harus ada yang dimasak di dalam tungku itu
buat keluarga. Salahkah mereka bila rela menyabung hidup buat menjemput
haknya yang tidak seberapa?

Insya Allah, mereka akan tetap masuk surga karena tidak tahu dan tak pernah
ada yang memberi tahu bahwa langkahnya keliru. Hak mereka, yang tersimpan
dalam kekayaan tetangganya, memang harus dijemput. Tetapi, semestinya,
bukan mereka sendiri yang menjemput bagian dari hak itu. Dhuafa juga
manusia. Tak hanya punya rasa dan punya hati, tapi juga punya martabat yang
harus dijaga. Martabat yang tak boleh direndahkan meskipun hanya meletakkan
tangan di bawah. Apalagi, di dalam Islam, tangan di bawah bukan sekadar
persoalan 'hanya'. Tangan di bawah adalah hal hina yang sedapat mungkin
dihindari.

Itu yang menjelaskan mengapa Nabi Muhammad SAW segera bertindak saat
seorang pemuda datang minta uluran tangan. Nabi tak membiarkan ada umatnya
menengadahkan tangan. Satu-satunya barang milik pemuda itu dilelang agar
bisa membeli kapak jelek yang diperbaiki sendiri oleh tangan Nabi. Kapak
yang akhirnya menyelamatkan sang pemuda dari kehinaan menempatkan tangannya
di bawah. Nabi juga mengingatkan bahwa yang termasuk manusia termulia
adalah orang-orang susah yang tak mempertontonkan kesusahannya. Kemuliaan
serupa tentu dimiliki orang-orang berada yang tak gampang mempertontonkan
keberadaannya, meskipun melalui jalan kebaikan seperti atas nama membagikan
zakat.

Maka, 'kebaikan-kebaikan' itu pun menelan korban. Tahun silam, sebuah pagar
roboh menewaskan sejumlah orang saat para dhuafa berdesakan 'mengambil'
zakat di Pasar Minggu, Jakarta. Kabar itu tersebar ke seluruh negeri ini
dan menjadi keprihatinan bersama. Tapi, sekarang, peristiwa serupa pun
terulang di Pasuruan.

Ternyata, di antara kita sangat banyak tokoh yang kaya, yang peduli pada
sesama, dan tampak menguasai ilmu agama, namun merasa lega jika melihat
para dhuafa berbondong datang ke rumahnya untuk mengambil sedikit rezeki
darinya. Berapa banyak lagi peristiwa serupa yang akan terjadi di masa
mendatang.

Sikap itu begitu berbeda dengan yang ditunjukkan Khalifah Umar.
Malam-malam, ia datangi diam-diam rumah para warga yang kesusahan. Ia
kirimkan langsung apa yang menjadi hak para dhuafa. Ia jaga martabat mereka
hingga tak perlu menghinakan diri menjadikan tangannya di bawah. Para
dhuafa pun menjaga martabatnya kuat. Misalnya, seorang janda yang hanya
bisa merebus batu untuk menenangkan anaknya yang merintih lapar. Sang janda
itu tak menengadahkan tangan, meskipun keadaannya jauh lebih sulit
dibanding rata-rata dhuafa sekarang. Ia jaga tegak martabat dirinya sebagai
manusia merdeka.

Sekarang, memang masa yang jauh dari Rasulullah dan sahabat. Agamanya
memang tetap sama: Islam. Pilar-pilarnya juga tetap sama, seperti
terumuskan dalam 'rukun-rukunya'. Tetapi, nilai-nilai pemaknaannya telah
menjadi sangat berbeda dibanding semula. Esensi keberagaman untuk
menjunjung tinggi martabat dan kemerdekaan manusia melalui Tauhid tak
banyak lagi dipahami. Tragedi kematian 21 dhuafa ini hanya sebuah dari
banyaknya bukti bahwa secara umum keberagamaan telah kehilangan esensi. Itu
yang menjelaskan mengapa umat ini gagal menjadi 'sebaik-baik umat'.





Oleh: Zaim Uchrowi

Minggu, 31 Agustus 2008

Dialog (imajinatif) antara hati dan mata

Dialog (imajinatif) antara hati dan mata

berdasarkan uraian Syaikhuna Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam terjemahan buku
Taman orang-orang yang jatuh cinta dan memendam rindu(TOJCMR), terbitan
darul Falah, hal 84 - 89.

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

"Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Yang pertama
memiliki kenikmatan pandangan, dan yang kedua memiliki kenikmatan
pencapaian. Dalam dunia nafsu, keduanya merupakan sekutu yang mesra, dan
jika terpuruk kedalam kesulitan serta keduanya bersekutu dalam cobaan, maka
masing-masing akan mencela dan mencaci yang lain" Syaikh Ibnul Qayyim Al
Jauziyah.(TOJCMR:84)

Kami ingin memulainya dengan sebuah hadits, "Dari Jarir bin Abdullah
Radhiyallahu'anhum berkata "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW
tentang pandangan yang tidak sengaja. Lalu beliau memerintahkan agar aku
mengalihkan pandangan ku" (HR Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzy) sebagai
jawaban kepada SPPI dan kepada siapa saja yang masih menduga adanya pacaran
ala Imam Ibnul Qayyim (na'udzubillah), atau adanya pandangan yang halal
pada mereka yang jatuh cinta sebelum menikah apalagi yang berpacaran. Jika
bagi mereka yang tidak berpacaran saja pandangan seperti ini(yang tidak
sengaja) dialihkan oleh Rasullah SAW, apalagi bagi mereka yang pacaran,
jelas pandangan yang terjadi adalah pandangan yang disengaja dan
berulang-ulang, sehingga tidak diragukan lagi keharamannya bagi mereka yang
berfikir.

Indera kita yang banyak ragamnya ini, diyaumil akhir nanti, selain mulut,
semua akan bersaksi tentang segala perkara yang baik dan buruk, yang
ditampakkan dan yang disembunyikan sehingga semua amaliyah, termasuk tipu
daya dan "penyamaran" kita akan terbuka dengan gamblangnya tanpa pernah
kita mampu untuk memberikan pembenaran lagi. Pandangan akan berkata dengan
jujur, hati akan berkata dengan jujur, tangan akan berkata dengan jujur,
kaki akan berkata dengan jujur, semua amanah tubuh itu akan bertasbih
memuji kebesaran Allah SWT dan menetapkan apakah si fulan/ah itu amanah
terhadap apa yang telah dititipkan oleh Allah SWT untuknya.

Berbicara perkara pandangan, biasanya orang akan benar-benar yakin terhadap
sesuatu kalau dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Itu artinya bukan
mata kepala orang lain, atau mata sendiri kepala orang lain, atau mata
orang lain dikepala sendiri..(halah kok makin ngaco..hehe). Seperti kata
Imam Ibnul Qayyim diatas, mata laksana penuntun, dan hati adalah pendorong
dan penuntut. Hati adalah panglima, sedangkan mata dan lainnya adalah
pesuruh. Berikut dialog imajinatif antara mata dengan hati..semoga menjadi
perenungan bersama, dan menyikapinya dengan sikap-sikap yang terbaik.

Situasi:..ada sekumpulan ikhwan akhwat yang mengadakan acara baksos.
Interaksi diantaranya pun tidak mungkin dihindari, meski ada jarak diantara
mereka. Aturan syariat tentang hijab secara luas, menahan pandangan,
khalwat, dll telah diketahui dan sedang serta terus-menerus dipraktekkan.
Tetapi apalah daya..ikhwan akhwat juga manusia, punya hati punya rasa,
jangan samakan dengan..(stop…lho..kok malah bersenandung..:p).

Tibalah pada suatu ketika..ketika acara baksos tersebut sedang
sibuk-sibuknya, ada seorang ikhwan yang tidak sengaja melepaskan
pandangannya kepada seorang akhwat menarik yang sedang sibuk
membagi-bagikan sembako…..

"wuuuutttttt……syeeepp"
mata ikhwan sedang menatap akhwat tersebut. Bukan tatapan yang
disengaja, tidak juga tatapan untuk waktu yang lama. Tetapi pandangan itu
sejatinya dilepaskan untuk hati mereka yang memandang itu sendiri. Ketika
dialihkan, maka anak panah itu akan tercabut dari hati orang yang
memandangnya.

kemudian hatinya pun mulai berkomentar: "adaoww…apaan tadi ya?…sakit
tapi menyenangkan…tadi akhwat yang mana ya…? mata…lihat lagi donk…ayo lihat
lagi.. ?

mata : "udah donk..kan Allah SWT memerintahkan aku untuk menundukkan
pandangan…"
hati : "emangnya kenapa…kan kalau kenapa-kenapa, tunduk lagi
aja..gampang kan..gitu aja kok repot" hati mencari pembenaran.
mata : "ngga deh..nanti pemilikku(sang ikhwan) jadi ngga konsen sama
baksosnya.."
hati : "wah..kuno kamu…pemilik kamu kan dah tahu batasan2nya..udah
lihat lagi aja..dijamin gapapa deh..?"

mata : "mmm…ok deh, bentar aja ya"..mata si ikhwan pun memandang untuk
kedua kalinya, seketika sang hati merasa ada perasaan senang yang lebih
dari sebelumnya. Tapi tidak berapa lama, kesenangan hati pun sirna seiring
dengan pandangan sang mata yang dialihkan.

hati : "ahhh..kamu gimana sih mata…bentar banget..aku kan belum puas..
lihat lagi donk" hati memaksa.

mata : "jangan deh hati..nanti kamu, aku dan pemilik kita bakalan ngga
konsen sama baksosnya…baksos ini kan juga dalam rangka ibadah kepada Allah
SWT.."

hati : "yee..kamu teh kumaha sih mata..ini juga kan dalam rangka
menjemput masa depan atuh(akal-akalan si hati)..bayangkan kalo pemilik kita
menikah sama akhwat itu..kan berkat kamu juga.."

mata : "ya..tapi kan bukannya dicari tahu dulu kesiapan pemilik kita
ini..baru deh aku melihat-lihat..bukannya apa-apa hati, takutnya.. kalo
sebenarnya pemilik kita ini belum siap..justru malah akan merusak
amaliyahnya kepada Allah, jadi ngga ikhlas gitu"

hati : "udah deh..ikhlash ga ikhlas itu urusanku..itu
tanggunganku..kamu teh cuma lihat sajah..udah selebihnya aku yang
tanggung…ayo..kuperintahkan kau, mata, untuk melihat.."

mata : "baiklah..kalau itu maumu" dengan terpaksa mata mengiyakan.

Satu panah beracun menancap dihati, kemudian ada panah kedua, ketiga, dan
akhirnya ada kesekian panah yang menancap dihati. Memandang lebih dari apa
yang bisa dipandang(berkhayal), hingga acara baksos itu selesai, si ikhwan
pun pulang dengan "luka" rindu dihati. Panah-panah itu meninggalkan
"fatamorgana" sosok si akhwat, semakin si pemiliknya berusaha untuk
mengingat-ingat si akhwat, semakin panah-panah itu menusuk ke dalam hati.
Esoknya, adalah hari-hari yang disikapi untuk memenuhi tuntutan(dosa kecil
memandang, berbicara, dsbnya) hati terhadap hal itu.

Tetapi..Alhamdulillah, usaha untuk terus menjaga mata, dan menata hati
sesuai tuntunan Allah SWT, tidaklah begitu saja terlenakan oleh racun dari
panah-panah iblis(pandangan kepada wanita non muhrim) tadi. Dimalam
berikutnya..Si ikhwan pun bermaksud mengadu kepada Allah SWT tentang
perihal ini. Dalam munajatnya kepada Allah SWT, si ikhwan mulai merenungi
apa yang sebenarnya terjadi, Si ikhwan menghendaki adanya klarifikasi..si
ikhwan ingin agar mata dan hati yang diamanahkan Allah SWT untuknya itu
memberikan argumentasi yang benar, bukan untuk membenarkan.

Nurani ikhwan berkata "Silahkan untuk mata dan hati..siapa diantara
kalian yang ingin memberikan argumentasi mengenai perkara ini.."

hati berkata : sambil menunjuk kepada mata "kaulah yang telah
menyeretku kepada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan, karena aku
mengikutimu beberapa saat saja. kau lemparkan kerlingan matamu ke taman
itu, kau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak halal bagimu, kau salahi
firman Allah "Hendaklah mereka menahan pandangannya..", kau salahi sabda
Rasulullah SAW "memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam
panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah azza
wajalla, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, yang akan
didapatinya didalam kelezatan hatinya (HR Ahmad)"

Lalu..adakah orang yang lebih tercela daripada orang yang terkena panah
beracun? apakah engkau tidak tahu bahwa tidak ada yang lebih berbahaya bagi
manusia selain dari mata dan lidah? tidak ada kerusakan yang lebih banyak
daripada kerusakan yang diakibatkan mata dan lidah. Berapa banyak
kebinasaan yang disebabkan mata dan lidah? berapa banyak sumber kehinaan
yang muncul karena mata dan lidah? barangsiapa ingin hidup bahagia dan
terpuji, maka hendaklah dia menahan ujung padangan mata dan lidahnya, agar
dia selamat dari bahaya, karena mata menyimpan kelebihan pandangan dan
lidah menyimpan kelebihan bicara"(TOJCMR : 84-85)

Tidak terima argumentasi sang hati, matapun menjawab..

mata berkata : "Kau zalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan
dosaku lahir dan batin. padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan
penuntun yang menunjukkan jalan kepadamu. Engkau adalah raja yang ditaati,
sedangkan kami hanyalah rakyat dan pengikut. Untuk memenuhi kebutuhanmu,
kau naikkan aku ke atas kuda yang binal, disertai ancaman dan peringatan.
jika kau suruh aku ke atas untuk menutup pintuku dan menjulurkan hijabku,
dengan senang hati akan kuturuti perintah itu. Jika engkau memaksakan diri
untuk mengembala dikebun yang dipagari dan engkau mengirimku untuk berburu
ditempat yang dipasangi jebakan, tentu engkau akan menjadi tawanan yang
sebelumnya engkau adalah seorang pemimpin, engkau menjadi budak yang
sebelumnya engkau adalah tuan. Yang demikian ini karena pemimpin manusia
dan hakim yang paling adil, Rasulullah SAW telah membuat keputusan bagiku
dan dirimu, dengan bersabda..

"Sesungguhnya didalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka
seluruh tubuh akan baik pula, dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh.
Ketahuilah..segumpal darah itu adalah hati" (HR Bukhari, Muslim, dan
lainnya)

wahai hati..jika engkau dianugrahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa
rusaknya para pengikutmu adalah karena kerusakan yang ada pada dirimu, dan
kebaikan mereka adalah kebaikanmu. Lalu..engkau lemparkan kesalahanmu
kepadaku, mata yang tak berdaya, padahal sumber bencana yang menimpamu
adalah karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah azza wajalla, tidak
menyukai dzikir kepada Nya, tidak menyukai firman, asma, dan
sifat-sifatNya. Engkau beralih kepada yang lain dan berpaling dariNya.
Engkau berganti mencintai selainNya, padahal engkau telah mendengar kisah
pengingkaran Allah terhadap Bani Israil, karena mereka mengganti makanan
yang ada dengan makanan yang lain yang justru lebih hina. Maka Allah
mencela mereka

"Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang
lebih baik?"(Al Baqarah: 61)

bagaimana keadaan pengganti cinta kepada Pencipta, Pelindung dan yang
menangani urusannya, yang tidak memiliki keberuntungan, kenikmatan dan
kesenangan? Bandingkanlah Allah dengan sesuatu yang engkau jadikan
penggantiNya dan pengganti cinta kepadaNya. Apakah engkau ridho berada
dijamban, sementara orang-orang yang mencintai Allah berkeliling di Arsy?
Jika engkau menghadapkan diri kepada Allah dan berpaling dari selainNya,
tentu engkau akan melihat berbagai macam keajaiban, engkau aman dari
bencana dan kerusakan. Tentunya engkau sudah tahu bahwa Dia mengkhususkan
keberuntungan dan kenikmatan kepada orang yang mendatangiNya dengan hati
yang bersih, atau bersih dari kemusyrikan, yang didalmnya tidak ada cinta
kepada selainNya dan hanya mengikuti ridhoNya.

Antara dosaku dan dosamu ditengah manusia seperti antara kebutaanku dan
kebutaanmu dalam membuat analogi, sebagaimana firman Allah SWT
"Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang
didalam dada" (Al Hajj :46)

itulah argumentasiku"(TOJCMR:86-87) kata mata mengakhiri, yang
bersamaan dengan jatuhnya bulir-bulir mutiara melalui dirinya.

Hati, mata, nurani si ikhwan, bersatu dalam lafazh "Astaghfirullaa hal
Adzhim…Astaghfirullaa hal Adzhim..laa ila ha illa anta, subhanaka, inni
kuntu minadzh dzholimin..Astaghfirullaa hal Adzhim", memohon ampunan Allah
SWT, memohon agar diri yang lemah ini dimudahkan untuk melihat yang benar
itu benar dan begitu juga sebaliknya, serta dikuatkan untuk selalu
mensucikan diri dan menghindari segala dosa, meski itu hanya dosa kecil,
Amin.

wallahu'alam
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana Keadaan Imanmu Hari ini?

Bagaimana Keadaan Iman Hari ini

Hudzaifah.org - Apa kabar saudaraku? Bagaimana keadaan imanmu hari ini?
Bagaimana pula kabar imanmu hari ini? Karena engkau pasti tahu bahwa yang
menjadi ukuran kita selamat di Yaumil Akhir nanti adalah tingkat amal kita
di dunia.

Pernahkah engkau mengingat kematian wahai saudaraku? Karena kematian
menjadi kepastian; tanah menjadi tempat pembaringan; munkar dan nankir
menjadi tamu; kuburan menjadi tempat tinggal; perut bumi menjadi tempat
menetap; kiamat menjadi janji yang pasti; surga dan neraka menjadi tempat
kembali.

Pernahkah terbersit dipikiranmu? Tatkala manusia dikumpulkan di Padang
Mahsyar? Pernahkah terbersit dipikiranmu wahai saudaraku, tatkala disana
matahari sangat dekat di ujung kepala? Rasulullah SAW bersabda : "Di hari
kiamat nanti matahari akan mendekati manusia, sehingga jaraknya hanya satu
mil. Manusia akan berada dalam keringatnya masing-masing sesuai dengan amal
perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut,
ada yang sampai setengah badan dan ada yang tenggelam sampai mulutnya."

Saudaraku
Pernahkah engkau membayangkan tentang neraka? Tentang kegelapan neraka yang
sangat pekat? Rasulullah bersabda : "Api neraka dinyalakan seribu tahun
hingga memerah, kemudian dinyalakan lagi seribu tahun hingga memutih dan
dinyalakan lagi seribu tahun hingga menghitam. Dan jadilah neraka itu gelap
pekat."

Saudaraku
Pernahkah engkau membayangkan tentang minuman akhli neraka? Allah berfirman
"dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumkannya air nanah
tersebut" (Q.S Ibrahim : 16). Rasulullah bersabda : "Ketika didekatkan
kemulutnya maka mulutnya terpanggang dan kulit kepalanya terkelupas. Dan
ketika dia meminumnya, maka terputuslah ususnya sehingga minumannya keluar
dari duburnya."

Saudaraku
Cukuplah cerita tadi bagi kita, karena keadaan sesungguhnya pastilah lebih
mengerikan!

Maafkan aku saudaraku, karena membuat hatimu gelisah oleh cerita itu. Tapi
karena kecintaanku padamu karena ALLAH SWT, maka aku ceritakan pula. Aku
hanya ingin kita menjadi orang-orang yang selamat dari keburukan-keburukan
itu.

Saudaraku
Yang aku harapkan hanyalah agar kita selalu waspada terhadap kematian
dengan jalan perbaiki diri tentunya. Dan pada saatnya nanti, kita menjadi
orang yang siap mengahadap-Nya.

"Rabbana atina fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhiratihasanataw waqinaa
adzaabannar" (Q.S Al-Baqarah : 210)

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat; dan
periharalah kami dari siksa neraka. AMIN. (Tim.Jurnalis.SKIFE-bob)

-wahai saudaraku tolong ceritakan lah indah Surga Nya-


Wassalam,
Tini (Acct Clerk)
website : http://www.tinisyifa.co.cc

Selamat Berpuasa

Salam Ramadhan Al-Mubarak
Assalamualaikum,

Selamat Berpuasa...


Semoga ALLAH memberi kita kesempatan, INSYAALLAH
بسم الله الرحمن الرحيم
In the name of Allah, The Compassionate, The Merciful
(Embedded image moved to file: pic15724.gif)
(Embedded image moved to file: pic11478.gif)

(Embedded image moved to file: pic29358.gif)
(Embedded image moved to file: pic26962.jpg)
(Embedded image moved to file: pic24464.gif)
(Embedded image moved to file: pic05705.gif)

Do'a malaikat Jibril menjelang Ramadhan ' 'Ya Allah tolong abaikan puasa
ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak
melakukan hal-hal yang berikut:

* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika
masih ada);
* Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami isteri;
* Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita
bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah
Rasullullah dan para sahabat , dan dilakukan pada hari Jumaat.

Oleh itu SAYA TERLEBIH DAHULU MEMOHON MAAF jika saya ada berbuat
kesalahan, baik yang tidak di sengaja maupun yang di sengaja , semoga
kita dapat menjalani ibadah puasa dengan khusyuk, diberkati dan dirahmati
Allah S.W.T, insyaallah.
(Embedded image moved to file: pic16827.gif)!







(Embedded image moved to file: pic09961.jpg)
Surat Yunus Ayat 99-100

Oleh : Ahmad Syafii Maarif
Arti selengkapnya dari surat Yunus ayat 99 ini adalah: "Dan sekiranya
Tuhanmu menghendaki, tentu berimanlah semua manusia yang ada di muka bumi.
Lantaran itu, patutkah engkau memaksa manusia agar mereka beriman
seluruhnya?" Ayat 100 berikutnya: "Dan tidaklah seseorang akan beriman,
melainkan dengan izin Allah." Artinya, untuk beriman perlu lampu hijau dari
Allah, menurut ayat ini. Tanpa perkenan dari Yang Maha Pemberi Izin, iman
itu tidak akan terjadi. Sebab itu, menurut surat Makkiyyah ini, setiap
paksaan untuk beriman, halus apalagi kasar, sepenuhnya melanggar ketentuan
Allah.


Adapun menyampaikan dakwah agar manusia mau beriman, jelas merupakan
kewajiban agama. Tetapi dalam proses dakwah itu, unsur paksaan dilarang
keras. Sebenarnya jika mau jujur, di antara metode dakwah yang paling
efektif ialah dakwah dengan contoh perbuatan. Tidak usah jauh-jauh mencari
contoh. Di sebuah RT, misalnya, ada dua keluarga Muslim yang jadi buah
bibir masyarakat sekitarnya dalam arti positif, padahal lingkungannya
mayoritas non-Muslim. Orangnya ramah, sopan, suka memberi siapa saja, tidak
terikat dengan agama yang dipeluknya. Penampilannya tidak dibuat-buat,
lumrah, semuanya autentik sebagai tanda percaya diri yang tinggi. Jika ada
kematian di RT itu, keluarga Muslim itu cepat turun tangan untuk
mengulurkan bantuan apa yang mungkin. Dunia fitnah dijauhinya. Menghukum
mereka yang seagama tetapi tidak sepaham dalam penafsiran, pantangan
baginya. Kenisbian manusia untuk menangkap yang mutlak adalah pegangan
utamanya dalam beragama. Seluruh warga RT itu merasa akan sangat kehilangan
jika dua keluarga Muslim itu pindah ke tempat lain. Di mana-mana akan
terdengar ucapan: "Aduh, mengapa si anu itu pindah dari lingkungan kita,
padahal kita sangat memerlukannya agar tetap bersama kita di sini,
sekalipun kita berlainan agama."


Contoh yang saya berikan ini bukanlah sesuatu yang asing, semuanya empirik,
dapat dilakukan siapa saja, apa pun agama yang dipeluknya. Jika kemudian
ada yang tertarik untuk mengikuti agama dua keluarga Muslim itu secara
sadar, tanpa ada tanda-tanda paksaan, maka boleh jadi izin Allah untuk
beriman itu memang sedang berlaku. Teladan yang ditunjukkan dua keluarga
Muslim itu semata-mata sarana bagi keluarnya izin itu. Tidak lebih dari
itu.


Saya punya pengalaman khas tentang hal yang mirip, saat saya kuliah dengan
Fazlur Rahman di Universitas Chicago. Mahasiswa yang ikut kuliahnya berasal
dari bermacam agama: Katolik, Protestan, Shinto, Yahudi, dan Muslim. Dengan
kepercayaan diri yang sangat kuat, Rahman dalam seluruh kuliahnya tidak ada
bayangan agar mahasiswanya menjadi Muslim. Mungkin Rahman berpendapat,
daripada menambah pengikut, lebih baik jumlah Muslim sedunia di atas satu
miliar itu ditingkatkan kualitasnya.


Tetapi, apa yang terjadi? Beberapa mahasiswanya yang non-Muslim saya dengar
belakangan telah menjadi Muslim atau Muslimah, sesuatu yang tidak diniatkan
Rahman sewaktu memberi kuliah. Metode perkuliahan yang mendalam, objektif,
tanpa basa-basi, rupanya telah bersarang secara diam-diam dalam otak dan
hati para mahasiswanya. Maka, terjadilah apa yang terjadi. Izin Allah
rupanya berlaku melalui cara-cara yang tak disengaja itu. Tentu saja ruh
Rahman di alam baka tersenyum menyaksikan apa yang terjadi pada sejumlah
mantan mahasiswanya, sebagian adalah teman-teman sekelas saya. Sebab itu,
Anda janganlah terlalu bernafsu untuk 'menaklukkan' dunia agar beriman
seperti Anda. Biarlah proses itu berjalan secara wajar. Bukankah kualitas
itu jauh lebih penting dari kuantitas, jika kuantitas itu tidak lebih dari
beban sejarah?


Dua contoh, RT dan Rahman, mungkin dapat dijadikan bahan renungan: satu
untuk akar rumput, yang lain untuk tingkat yang lebih tinggi. Tetapi ingat,
Rahman pernah dihalalkan darahnya di Pakistan, tanah airnya, oleh mereka
yang wawasan keagamaan dan kemanusiaannya hanyalah sebatas tuturan atapnya,
atau paling jauh sebatas halaman rumahnya. Kata pepatah: "Jika kail panjang
sejengkal, janganlah laut hendak diduga!" Mari kita sama-sama belajar dari
sumber yang beragam untuk saling bertukar pendapat dengan cara yang santun,
jujur, dan mendalam. Musuh terbesar kita adalah kedangkalan dan sifat
memonopoli kebenaran.

Selasa, 29 Juli 2008

Masa Depan ISLAM Cerah Di BRAZIL; Setiap Hari, 3 Orang Masuk ISLAM

IS menerima Mahasiswa Baru Th. Akademik 2008/2009 ::

Rabu, 23 Juli 08

Sejumlah lembaga Islam di BRAZIL menyatakan, jumlah orang yang memeluk Islam di satu kota seperti San Paolo saja setiap harinya mencapai 3 orang. Sayangnya, tidak ada data statistik yang detail mengenai berapa jumlah umat Islam sesungguhnya di BRAZIL, akan tetapi sejumlah lembaga Islam itu memperkirakan jumlah mereka bisa mencapai 3 juta orang. Jumlah ini terbagi antara kaum imigran dari negara-negara Arab dan Islam, dan warga negara BRAZIL sendiri yang memeluk Islam.

Hosam El Bostani, seorang imam di salah satu masjid di Sao Paolo menegaskan, kebanyakan yang masuk Islam itu adalah dari kalangan pemuda dan kaum wanita. Ini menguatkan bahwa agama Islam memiliki masa depan yang besar (baca: cerah) di BRAZIL.

Mengenai sebab kenapa secara khusus, kedua kelompok masyarakat itu yang begitu antusias masuk Islam, seorang wartawati BRAZIL, Rita de Ceiba mengatakan, kaum wanita dan pemuda merupakan kelompok masyarakat yang paling menderita di BRAZIL akibat berantakannya rumah tangga (broken home) dan ketidakharmonisan dalam keluarga. Ternyata, mereka menemukan apa yang mereka cari selama ini di dalam Islam.

Seperti diketahui, Islam masuk ke BRAZIL melalui para budak asal Afrika yang direkrut oleh para penjajah PORTUGIS antara abad 16 dan 17 M. Dan sejak itu, Islam tersebar di negeri ini. Penyebarannya semakin bertambah dengan kedatangan kaum imigran asal Arab pada permulaan abad yang lalu. (almkhtsr/AH)

http://alsofwah.or.id

Masya Allah! Tahun 2050, ISLAM Jadi Agama Nomor WAHID Di RUSIA!!

Selasa, 29 Juli 08

Kantor berita “Novobrs” melansir, agama ISLAM dipastikan akan menjadi nomor wahid di RUSIA menjelang tahun 2050 nanti. Hal itu mengingat semakin meningkatnya antusiasme untuk masuk ISLAM dan bertambahnya angka kelahiran di tengah umat Islam RUSIA.

Dalam laporan yang dimuat di situsnya (berbahasa Prancis), kantor berita itu menambahkan, komunitas Muslim di RUSIA mungkin akan menjadi komunitas terbesar pada paruh abad ini. Demikian pula, ISLAM memiliki semua modal dasar itu untuk menjadi agama utama di RUSIA.

ISLAM sekarang ini merupakan agama kedua di RUSIA. Sangat sulit untuk mendapatkan data statistik yang detail di RUSIA mengenai jumlah umat ISLAM yang sebenarnya atau pun para pengikut agama lain, sebab tidak ada data statistik resmi mengenai hal ini.

Peneliti RUSIA di bidang keislaman, Roman Silantev mengatakan, jumlah umat ISLAM di RUSIA berkisar antara 7 juta hingga 9 juta jiwa. Komunitas muslim terpusat pada minoritas etnis yang berdiam di antara laut hitam (Black Sea) dan laut Quzwain (Caspian Sea).

Umat ISLAM terkonsentrasi di dua kawasan utama: kawasan Volga di jantung RUSIA. Kawasan ini meliputi enam republik, yaitu Tatarstan, Epeshkirya, Chuvash, Mordovia and Mary and I Audmurt, plus propinsi Orenburg.

Kawasan kedua adalah kawasan Kokaz (Caucasus) di barat daya RUSIA, yang meliputi tujuh republik, yaitu Dagestan, Chechnya, Ingushetia, Kberden Belkaria, North Ossetia -Alania dan Karchiev Cherkessia- dan Kadege.

Jumlah umat ISLAM di republik-republik tersebut mencapai 20 juta jiwa. Dengan demikian, umat Islam mewakili 20% dari total jumlah penduduk. Ini merupakan minoritas religius terbesar di RUSIA. (almkhtsr/AH)

http://alsofwah.or.id

TIDAK MENUNDA BERBUAT BAIK

Oleh: Andrew Ho

Berbuat baik kepada siapa pun dan apa pun di dunia ini mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan ke dalam hati. “Your own soul is nourished when you are kind; it is destroyed when you are cruel. – hatimu akan berbunga ketika Anda berbaik hati; tetapi kebahagiaan itu akan lenyap ketika Anda berbuat jahat,” kata King Solomon. Sebaliknya, kejahatan hanya mendatangkan kecemasan, kesedihan, dan rasa tidak nyaman lainnya.

Berikut ini kisah tentang seorang pria peruh baya yang cukup sukses berbisnis bahan-bahan kebutuhan pokok. Setiap hari ia selalu mendapatkan omzet penjualan sangat besar. Tetapi ia mempunyai sifat sombong, menang sendiri, dan tidak segan mencelakai orang lain jika berselisih paham atau bersaing dagang dengannya. Hal itu membuat pria tersebut ditakuti sekaligus dibenci orang.

Suatu saat ia mendatangi seorang peramal untuk menerka seberapa besar keberuntungan yang akan ia peroleh di tahun-tahun berikutnya. Tetapi peramal tersebut justru mengungkapkan bahwa pria itu tidak akan dapat bertahan hidup lebih dari 47 tahun. Pria yang saat itu berusia 44 tahun sangat kesal mendengar ramalan itu, lalu pergi begitu saja.

Tetapi dalam perjalanan pulang ia terus terngiang semua kata-kata yang dilontarkan oleh sang peramal. Ia menjadi tidak tenang, lalu mencoba menemui beberapa peramal lain yang tak kalah masyhur pada saat itu. Berbagai bentuk teknik ramalan, mulai dari membaca garis tangan, fengsui, baguo, bazhi (ramalan waktu lahir), semuanya mengisyaratkan bahwa usia pria itu tak akan lebih dari 47 tahun.

Meskipun sedih, ia berusaha menerima ‘kenyataan’ bahwa sisa hidupnya hanya 3 tahun lagi. Ia mulai bersiap-siap menjelang ‘kematian’. Berbagai bentuk kebaikan ia laksanakan, berharap dapat membawa amal baik sebanyak mungkin jika harus meninggal dalam waktu 3 tahun mendatang.

Sejak saat itu ia rajin beramal, membantu orang miskin di sekitar rumahnya. Ia juga tidak segan membagikan harta bendanya untuk membantu teman-teman maupun kerabat jauh yang membutuhkan bantuan. Hampir semua orang yang pernah mengenal dirinya dulu merasa heran sekaligus senang atas perubahan drastis sikapnya itu.

Masa berlalu dan usia pria itu sudah menginjak 47 tahun. Pria tersebut sudah dikenal sangat baik dan pemurah. Sedangkan bisnisnya sudah jauh lebih besar dibandingkan 3 tahun yang lalu. Anehnya sampai usianya merangkak masuk ke tahun 50, ramalan dari para peramal kesohor itu tak satu pun terbukti.

“Baiknya kamu datangi peramal-peramal itu. Obrak-abrik saja isi rumah mereka, karena mereka semua sudah berbohong padamu,” celetuk sahabat karibnya bernada kesal.

“Ah, tidak perlu itu. Justru aku harus berterima kasih. Karena semua ramalan itu sudah membuatku lebih baik. Badanku terasa lebih segar, bisnisku lebih maju, pikiranku lebih ringan, dan sangat banyak orang yang baik padaku dibandingkan 3 tahun yang lalu. Hidupku lebih bahagia sekarang,” ucap pria itu tenang.

Inti pesan dalam kisah itu mengajak kita berbuat baik kepada siapa pun, apa pun dan kapan pun. Lakukan kebaikan sesegera mungkin, selagi kita mampu. Berikut beberapa hal mengapa kita sebaiknya tidak menunda untuk berbuat baik.

Kita tidak pernah dapat menebak apa yang akan terjadi 1 jam lagi, 2 jam lagi, dan seterusnya. “You and I can never do a kindness too soon, for we never know how soon it will be too late. – Saya dan Anda tak pernah dapat melakukan kebaikan terlalu cepat, karena kita tak pernah tahu bagaimana ukuran terlalu cepat atau terlambat,” Ralph Waldo Emerson.

Jangan menunda bila Anda ingin berbuat baik, karena tanpa kita sadari penundaan itu membuat kita kehilangan kesempatan. Di masa datang sangat banyak kemungkinan terjadi, misalnya Anda sudah tidak sanggup melakukannya karena sakit, tua, bangkrut, dan lain sebagainya. Kapan lagi kita dapat menikmati kebahagiaan dan kedamaian itu, jika kita tidak berbuat kebaikan sedari sekarang?

Kesempatan hidup kita sangat terbatas, sedangkan tanggung jawab yang harus kita kerjakan sangatlah banyak. Tak seorang pun mengetahui kapan kontrak hidup dengan Tuhan YME akan berakhir. Jika benar-benar habis masa kontrak usia kita tentu kesempatan untuk berbuat baik juga sudah hilang. Oleh sebab itu, segera gunakan kesempatan yang Anda miliki untuk berbuat baik dan jangan pernah menundanya lagi.

Selain itu, tak satu pun manusia di dunia ini yang sempurna. Semua manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan, entah yang kita sadari atau tidak. Selayaknya kita mengimbangi dosa dan kesalahan tersebut dengan perbuatan positif. Kalau kita tidak segera berbuat baik, bisa jadi kita kembali melakukan kealpaan lagi atau justru terjerembab dalam lingkaran kesalahan.

Berbuat kebaikan dengan penuh kesungguhan pasti menarik kebaikan pula kedalam kehidupan kita. Samuel Johnson mengatakan, “Kindness is in our power, even when fondness is not. – Kebaikan adalah kekuatan kita, sedangkan kesenangan itu bukan.”

Dalam kisah di atas dikatakan bahwa pria paruh baya tersebut merasa badannya lebih sehat, hati lebih tentram, dan bisnisnya berkembang pesat setelah ia mengisi hari-harinya dengan perbuatan baik saja। Sangat banyak manfaat lainnya dari perbuatan baik kita. Semakin cepat kita memulai berbuat kebaikan, semakin cepat pula kita rasakan semua manfaat tersebut.[aho]

FromRista

Minggu, 13 Juli 2008

Aku Ingin Menikah, Tapi ...


..:: Aku Ingin Menikah, Tapi ... ::..

Judul : Aku Ingin Menikah, Tapi ...
Pengarang : Salman bin Shafir Abdullah Asy Syahri
Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsary
Penerbit : At Tibyan - Solo
Cetakan : -
Halaman : 80 halaman

Buku ini menjelaskan hambatan hambatan atau batu sandungan dalam melangkah ke jenjang pernikahan. Tidak semua penghalang - menuju pernikahan - disebutkan oleh penulis, tetapi hanya sebagiannya saja. Ada 20 batu sandungan yang disebut dalam buku itu, yaitu :

. Menyelesaikan studi
. Tingginya mahar
. Cacat
. Reputasi sebagai jejaka dan perawan
. Terlalu memilih milih pasangan
. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan
. Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda
. Menolak kawin dengan pria yang punya istri
. Pandangan sinis masyarakat
. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan oleh musuh musuh Islam
. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita
. Kemiskinan suami dan ketergantungannya
. Takut mengemban tanggung jawab
. Suka melancong ke luar negeri
. Kemandulan
. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour
. Taklid kepada orang lain
. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita
. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan untuk memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah ini
. Kondisi kesehatan

Kemudian, ini sebagian isi yang bisa saya bawakan di ringkasan buku ini.

[Tingginya Mahar]
-----------------
Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi untuk puterinya dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia jadikan pernikahan puterinya sebagai lahan mencari keuntungan dengan mematok mahar yang sangat tinggi kepada paralelaki yang datang meminangnya. Oleh karena itu, aku ingin bisikkan ke telinga orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin ini adalah buah hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam mengurus dirinya? Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang tinggi itu akan membuat umurnya terbuang percuma? Apalagi menunda nunda pernikahan dapat membuatnya terjangkit penyakit penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para perawan tua? Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami yang shalih, taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan puterimu sebagai barang dagangan untuk mengejar keuntungan materi, apalagi dengan mengorbankan kemaslahatannya. Janganlah sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar. Ketahuilah bahwa engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari tiada lagi berguna harta dan anak keturunan kecuali yang menemui Allah dengan membawa hati yang salim.



[Terlalu Memilih milih Pasangan]
--------------------------------
Banyak pemuda dan pemudi yang terlambat menikah karena terlalu berlebihan dalam memilih pasangan. Mereka terkungkung dalam khayalan dan ilusi, sementara umur terus bertambah. Kalaulah kita kembali kepada tata cara yang benar yang telah digariskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita, tentu memadai dengan jerih payah kita dan niscaya kita akan mencapai tujuan dengan jalan yang paling mudah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menggariskan kepada kita manhaj yang lurus dalam memilih istri, demikian pula dalam memilih suami. Beliau tidak membiarkan para pemuda dan pemudi tenggelam dalam khayalan dan lamunan yang telah menjadi salah satu penghambat langkah menuju jenjang pernikahan yang sangat mereka butuhkan itu.



[Takut Mengemban Tanggung Jawab]
--------------------------------
Banyak muda mudi Islam yang menghindari pernikahan karena anggapan buruk yang menggelayut dalam diri dan benak mereka bahwa pernikahan itu adalah tanggung jawab, ikatan, dan beban. Sebagaimana yang telah kami sebutkan, hal ini merupakan akibat pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan nilai nilai ajaran Islam, yang masuk melalui berbagai macam media, baik audio visual, media cetak atau media media lainnya. Ditambah lagi dengan langkanya tarbiyah yang baik yang diterima oleh muda mudi tersebut dari keluarga mereka yang menyebabkan mereka hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan lemah.

Yang terpikir oleh mereka hanyalah sebatas urusan makan, minum, permainan, mengikuti berita berita yang menyibukkan pikirannya seperti berita para selebritis atau membaca majalah majalah cabul. Sibuk mengikuti perkembangan berita para aktor dan artis, bintang bintang film dan lain sebagainya. Apakah muda mudi seperti mereka mampu mengemban tanggung jawab rumah tangga?

Sesungguhnya ulama tarbiyah menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendidik generasi muda, pentingnya mengemban amanah dan adanya rasa tanggung jawab. Sunguh pada diri Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam terdapat contoh dan suri tauladan yang baik bagi kita semua. Beliau mentarbiyah para sahabat agar mempunyai tanggung jawab. Beliau sengaja memilih Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu - yang pada saat itu masih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun sebagai pemimpin pasukan yang di dalamnya terdapat para shahabat senior. Dan masih banyak lagi contoh contoh lain bagi muda mudi Islam supaya mampu mengemban tanggung jawab dengan sempurna sebagai hasil dari tarbiyah hasanah yang diberikan kepada mereka. Dan bagi para wali, hendaklah mendidik generasi muda dengan tarbiyah Islamiyah yang benar, menanamkan pada diri mereka sifat mandiri agar mereka tidak menjadi orang yang pemalas, pasrah dan acuh tak acuh.


-----------------



[PERSONAL VIEW]
---------------
Jalan untuk menikah, boleh jadi tidak selamanya mulus. Ada saja hambatan hambatan yang pada intinya ingin mementahkan niat baik seseorang untuk menikah. Saya kira buku ini perlu dibaca oleh siapa saja yang ingin menikah tetapi menghadapi batu sandungan. Semoga dengan itu bisa diperoleh wawasan yang dapat membantu menepis halangan untuk menikah.

Kemudian, barengi juga dengan upaya mempermudah jalan untuk menikah. Diantaranya tidak mempersulit dalam masalah kriteria pasangan ideal, masalah mahar, syarat - syarat, dll. Sehingga sejalan dengan doa yang sering kita dengar diantara ikhwan dan akhwat yang akan menikah yaitu "semoga dimudahkan Allah". Bila kita ingin dimudahkan Allah dalam masalah pernikahan ini, maka sudah seharusnya kita berupaya juga dengan mempermudah diri dan tidak malah mempersulit diri. Dengan itu kita telah membuat jalan agar turun pertolongan Allah.

Wassalamua'alaikum

Chandraleka
Independent IT Writer
by chandraleka http://buku-islam.blogspot.com

Surat Cinta untuk Saudariku



Penulis: Ummu Sa’id
Muroja’ah: Ustadz Subkhan Khadafi

Wahai saudariku,
Kembalilah!
Kembalilah dalam ketaatan sebelum terlambat!
Kematian bisa datang kapan saja.
Bukankah kita ingin meninggal dalam ketaatan?
Bukankah kita tidak ingin meninggal dalam keadaan bermaksiat?
Bukankah kita mengetahui bahwa Allah mengharamkan bau surga bagi
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang?
Berpakaian tapi tidak sesuai dengan syariat maka itu hakekatnya
berpakaian tetapi telanjang!
Tidakkah kita rindu dengan surga?
Bagaimana bisa masuk jika mencium baunya saja tidak bisa?

Saudariku,
Apalagi yang menghalangi kita dari syari’at yang mulia ini?
Kesenangan apa yang kita dapat dengan keluar dari syari’at ini?
Kesenangan yang kita dapat hanya bagian dari kesenangan dunia.
Lalu apalah artinya kesenangan itu jika tebusannya adalah diharamkannya
surga (bahkan baunya) untuk kita?
Duhai…
Apa yang hendak kita cari dari kampung dunia?
Apalah artinya jika dibanding dengan kampung akhirat?
Mana yang hendak kita cari?

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Semoga Allah menjadikan hati kita tunduk dan patuh pada apa yang Allah
syariatkan. Dan bersegera padanya…

Saudariku,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan kepada para muslimah untuk
menutup tubuh mereka dengan jilbab.
Lalu jilbab seperti apa yang Allah maksudkan?
Jilbab kan modelnya banyak…
/*Semoga Allah memberi hidayah padaku dan pada kalian untuk berada di
atas ketaatan dan istiqomah diatasnya*/
Iya, saudariku.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui jilbab seperti apa yang Allah
maksudkan dalam perintah tersebut supaya kita tidak salah sangka.
Sebagaimana kita ingin melakukan sholat subuh seperti apa yang Allah
maksud, tentunya kita juga ingin berjilbab seperti yang Allah maksud.

/“Ya… terserah saya! Mau sholat subuh dua rokaat atau tiga rokaat yang
penting kan saya sholat subuh!”/

/“Ya… terserah saya! Mau pake jilbab model apa, yang penting kan saya
pake jilbab!”/

Mmm…
Tidak seperti ini kan?

Pembahasan mengenai hal ini ada sebuah buku yang bagus untuk dijadikan
rurukan karena di dalamnya memuat dalil-dalil yang kuat dari Al Quran
dan As Sunnah, yaitu /Jilbab al Mar’ah al Muslimah fil Kitabi wa Sunnah/
yang ditulis oleh Muhammad Nasiruddin Al Albani. Buku ini telah banyak
diterjemahkan dengan judul /Jilbab Wanita Muslimah/.

Adapun secara ringkas, jilbab wanita muslimah mempunyai beberapa
persyaratan, yaitu:

*1. Menutup seluruh badan*

Adapun wajah dan telapak tangan maka para ulama berselisih pendapat.
Sebagian ulama menyatakan wajib untuk ditutup dan sebagian lagi sunnah
jika ditutup. Syekh Muhammad Nasiruddin Al Albani dalam buku di atas
mengambil pendapat sunnah. Masing-masing pendapat berpijak pada dalil
sehingga kita harus bisa bersikap bijak. Yang mengambil pendapat sunnah
maka tidak selayaknya memandang saudara kita yang mengambil pendapat
wajib sebagai orang yang ekstrim, berlebih-lebihan atau sok-sokan karena
pendapat mereka berpijak pada dalil. Adapun yang mengambil pendapat
wajib maka tidak selayaknya pula memandang saudara kita yang mengambil
pendapat sunnah sebagai orang yang bersikap meremehkan dan menyepelekan
sehingga meragukan kesungguhan mereka dalam bertakwa dan berittiba’
(mengikuti) sunnah nabi. Pendapat mereka juga berpijak pada dalil.

/*Semoga Allah menjadikan hati-hati kita bersatu dan bersih dari sifat
dengki, hasad, dan merasa lebih baik dari orang lain*/

*2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan*

*3. Kainnya harus tebal dan tidak tipis*

*4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat menggambarkan
bentuk tubuh*

*5. Tidak diberi wewangian atau parfum*

*6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki*

*7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir*

*8. Bukan /libas syuhrah/ (pakaian untuk mencari popularitas)*

/“BERAT!
Rambutku kan bagus! Kenapa harus ditutup?
Lagi pula kalau ditutup bisa pengap, nanti kalau jadi rontok gimana?”/

/“RIWEH!
Harus pakai kaus kaki terus.
Kaus kaki kan cepet kotor, males nyucinya!”/

/“Baju yang kaya laki-laki ini kan baju kesayanganku! Ini style ku!
Kalau pake rok jadi kaya orang lain. I want to be my self! Kalau pakai
bajunya cewek RIBET! Gak praktis dan gak bisa leluasa!”/

Saudariku,
Sesungguhnya setan tidak akan membiarkan begitu saja ketika kita hendak
melakukan ketaatan kecuali dia akan membisikkan kepada kita ketakutan
dan keragu-raguan sehingga kita mengurungkan niat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

/“Iblis menjawab: Karena Engkau telah menjadikanku tersesat, maka aku
benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus.
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka, belakang, dari kanan,
dan dari kiri mereka, sehingga Engkau akan mendapati kebanyakan mereka
tidak bersyukur.”/ (Qs. Al A’raf: 16-17)

Ibnu Qoyyim berkata “Apabila seseorang melakukan ketaatan kepada Allah,
maka setan akan berusaha melemahkan semangatnya, merintangi,
memalingkan, dan membuat dia menunda-nunda melaksanakan ketaatan
tersebut. Apabila seorang melakukan kemaksiatan, maka setan akan
membantu dan memanjangkan angan dan keinginannya.”

Mungkin setan membisikkan
/“Dengan memakai jilbab, maka engkau tidak lagi terlihat cantik!”/

Sebentar!
Apa definisi cantik yang dimaksud?
Apa dengan dikatakan “wah…”, banyak pengagum dan banyak yang nggodain
ketika kita jalan maka itu dikatakan cantik?
Sungguh!
Kecantikan iman itu mengalahkan kecantikan fisik.
Mari kita lihat bagaimana istri-istri Rasulullah /shallallahu ‘alaihi wa
sallam/ dan para shohabiyah!
Apa yang menyebabkan mereka menduduki tempat yang mulia?
Bukan karena penampilan dan kecantikan, tetapi karena apa yang ada di
dalam dada-dada mereka.
Tidakkah kita ingin berhias sebagaimana mereka berhias?
Sibuk menghiasi diri dengan iman dan amal sholeh.
Wahai saudariku,
Seandainya fisik adalah segala-galanya, tentu Rasulullah /shallallahu
‘alaihi wa sallam/ akan memilih wanta-wanita yang muda belia untuk
beliau jadikan istri. Namun kenyataannya, istri-istri nabi adalah janda
kecuali Aisyah /radhiyallahu ‘anha./

Atau… mungkin setan membisikkan
/“Dengan jilbab akan terasa panas dan gerah!”/

Wahai saudariku,
Panasnya dunia tidak sebanding dengan panasnya api neraka.
Bersabar terhadapnya jauh lebih mudah dari pada bersabar terhadap
panasnya neraka.
Tidakkah kita takut pada panasnya api neraka yang dapat membakar kulit kita?
Kulit yang kita khawatirkan tentang jerawatnya, tentang komedonya,
tentang hitamnya, tentang tidak halusnya?
Wahai saudariku,
Ketahuilah bahwa ketaatan kepada Allah akan mendatangkan kesejukan di
hati. Jika hati sudah merasa sejuk, apalah arti beberapa tetes keringat
yang ada di dahi.
Tidak akan merasa kepanasan karena apa yang dirasakan di hati
mengalahkan apa yang dialami oleh badan.

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Semoga Allah memudahkan nafsu kita untuk tunduk dan patuh kepada syariat.

/“Riweh pake kaus kaki.”
“Ribet pake baju cewek.”
“Panas! Gerah!”/

Saudariku…
Semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakan apa yang Allah
perintahkan meski nafsu kita membencinya.
Setiap ketaatan yang kita lakukan dengan ikhlas, tidak akan pernah
sia-sia. Allah akan membalasnya dan ini adalah janji Allah dan janji-Nya
adalah haq.

/“Celana bermerk kesayanganku bagaimana?”
“Baju sempit itu?”
“Minyak wangiku?”/

Saudariku…
Semoga Allah memudahkan kita untuk meninggalkan apa saja yang Allah
larang meski nafsu kita menyukainya.
Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan
menggantinya dengan yang lebih baik.

Semoga Allah memudahkan kita untuk bersegera dalam ketaatan,
Meneladani para shohabiyah ketika syariat ini turun, mereka tidak
berfikir panjang untuk segera menutup tubuh mereka dengan kain yang ada.

Saudariku,
Jadi bukan melulu soal penampilan!
Bahkan memamerkan dengan menerjang aturan Robb yang telah menciptakan kita.
Tetapi…
Mari kita sibukkan diri berhias dengan kecantikan iman.
Berhias dengan ilmu dan amal sholeh,
Berhias dengan akhlak yang mulia.
Hiasi diri kita dengan rasa malu!
Tutupi aurat kita!
Jangan pamerkan!
Jagalah sebagaimana kita menjaga barang berharga yang sangat kita sayangi.
Simpanlah kecantikannya,
Simpan supaya tidak sembarang orang bisa menikmatinya!
Simpan untuk suami saja,
Niscaya ini akan menjadi kado yang sangat istimewa untuknya.

Saudariku,
Peringatan itu hanya bermanfaat bagi orang yang mau mengikuti peringatan
dan takut pada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,

/“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan takut kepada Robb Yang Maha Pemurah walau dia
tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan
pahala yang mulia.”/ (QS. Yasin: 11)

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mau
mengikuti peringatan,
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang takut
pada Robb Yang Maha Pemurah walau kita tidak melihat-Nya,
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mendapat
kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Kita berlindung pada Allah dari hati yang keras dan tidak mau mengikuti
peringatan. Kita berlindung pada Allah, Semoga kita tidak termasuk dalam
orang-orang yang Allah firmankan dalam QS. Yasin: 10 (yang artinya):

/“Sama saja bagi mereka apakah kami memberi peringatan kepada mereka
ataukah kami tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan
beriman.”/ (QS. Yasin: 10)

***
Dian Novitasari to myqurn
Artikel www.muslimah.or.id