Search For Islam

Minggu, 13 Juli 2008

Surat Cinta untuk Saudariku



Penulis: Ummu Sa’id
Muroja’ah: Ustadz Subkhan Khadafi

Wahai saudariku,
Kembalilah!
Kembalilah dalam ketaatan sebelum terlambat!
Kematian bisa datang kapan saja.
Bukankah kita ingin meninggal dalam ketaatan?
Bukankah kita tidak ingin meninggal dalam keadaan bermaksiat?
Bukankah kita mengetahui bahwa Allah mengharamkan bau surga bagi
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang?
Berpakaian tapi tidak sesuai dengan syariat maka itu hakekatnya
berpakaian tetapi telanjang!
Tidakkah kita rindu dengan surga?
Bagaimana bisa masuk jika mencium baunya saja tidak bisa?

Saudariku,
Apalagi yang menghalangi kita dari syari’at yang mulia ini?
Kesenangan apa yang kita dapat dengan keluar dari syari’at ini?
Kesenangan yang kita dapat hanya bagian dari kesenangan dunia.
Lalu apalah artinya kesenangan itu jika tebusannya adalah diharamkannya
surga (bahkan baunya) untuk kita?
Duhai…
Apa yang hendak kita cari dari kampung dunia?
Apalah artinya jika dibanding dengan kampung akhirat?
Mana yang hendak kita cari?

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Semoga Allah menjadikan hati kita tunduk dan patuh pada apa yang Allah
syariatkan. Dan bersegera padanya…

Saudariku,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan kepada para muslimah untuk
menutup tubuh mereka dengan jilbab.
Lalu jilbab seperti apa yang Allah maksudkan?
Jilbab kan modelnya banyak…
/*Semoga Allah memberi hidayah padaku dan pada kalian untuk berada di
atas ketaatan dan istiqomah diatasnya*/
Iya, saudariku.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui jilbab seperti apa yang Allah
maksudkan dalam perintah tersebut supaya kita tidak salah sangka.
Sebagaimana kita ingin melakukan sholat subuh seperti apa yang Allah
maksud, tentunya kita juga ingin berjilbab seperti yang Allah maksud.

/“Ya… terserah saya! Mau sholat subuh dua rokaat atau tiga rokaat yang
penting kan saya sholat subuh!”/

/“Ya… terserah saya! Mau pake jilbab model apa, yang penting kan saya
pake jilbab!”/

Mmm…
Tidak seperti ini kan?

Pembahasan mengenai hal ini ada sebuah buku yang bagus untuk dijadikan
rurukan karena di dalamnya memuat dalil-dalil yang kuat dari Al Quran
dan As Sunnah, yaitu /Jilbab al Mar’ah al Muslimah fil Kitabi wa Sunnah/
yang ditulis oleh Muhammad Nasiruddin Al Albani. Buku ini telah banyak
diterjemahkan dengan judul /Jilbab Wanita Muslimah/.

Adapun secara ringkas, jilbab wanita muslimah mempunyai beberapa
persyaratan, yaitu:

*1. Menutup seluruh badan*

Adapun wajah dan telapak tangan maka para ulama berselisih pendapat.
Sebagian ulama menyatakan wajib untuk ditutup dan sebagian lagi sunnah
jika ditutup. Syekh Muhammad Nasiruddin Al Albani dalam buku di atas
mengambil pendapat sunnah. Masing-masing pendapat berpijak pada dalil
sehingga kita harus bisa bersikap bijak. Yang mengambil pendapat sunnah
maka tidak selayaknya memandang saudara kita yang mengambil pendapat
wajib sebagai orang yang ekstrim, berlebih-lebihan atau sok-sokan karena
pendapat mereka berpijak pada dalil. Adapun yang mengambil pendapat
wajib maka tidak selayaknya pula memandang saudara kita yang mengambil
pendapat sunnah sebagai orang yang bersikap meremehkan dan menyepelekan
sehingga meragukan kesungguhan mereka dalam bertakwa dan berittiba’
(mengikuti) sunnah nabi. Pendapat mereka juga berpijak pada dalil.

/*Semoga Allah menjadikan hati-hati kita bersatu dan bersih dari sifat
dengki, hasad, dan merasa lebih baik dari orang lain*/

*2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan*

*3. Kainnya harus tebal dan tidak tipis*

*4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat menggambarkan
bentuk tubuh*

*5. Tidak diberi wewangian atau parfum*

*6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki*

*7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir*

*8. Bukan /libas syuhrah/ (pakaian untuk mencari popularitas)*

/“BERAT!
Rambutku kan bagus! Kenapa harus ditutup?
Lagi pula kalau ditutup bisa pengap, nanti kalau jadi rontok gimana?”/

/“RIWEH!
Harus pakai kaus kaki terus.
Kaus kaki kan cepet kotor, males nyucinya!”/

/“Baju yang kaya laki-laki ini kan baju kesayanganku! Ini style ku!
Kalau pake rok jadi kaya orang lain. I want to be my self! Kalau pakai
bajunya cewek RIBET! Gak praktis dan gak bisa leluasa!”/

Saudariku,
Sesungguhnya setan tidak akan membiarkan begitu saja ketika kita hendak
melakukan ketaatan kecuali dia akan membisikkan kepada kita ketakutan
dan keragu-raguan sehingga kita mengurungkan niat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

/“Iblis menjawab: Karena Engkau telah menjadikanku tersesat, maka aku
benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus.
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka, belakang, dari kanan,
dan dari kiri mereka, sehingga Engkau akan mendapati kebanyakan mereka
tidak bersyukur.”/ (Qs. Al A’raf: 16-17)

Ibnu Qoyyim berkata “Apabila seseorang melakukan ketaatan kepada Allah,
maka setan akan berusaha melemahkan semangatnya, merintangi,
memalingkan, dan membuat dia menunda-nunda melaksanakan ketaatan
tersebut. Apabila seorang melakukan kemaksiatan, maka setan akan
membantu dan memanjangkan angan dan keinginannya.”

Mungkin setan membisikkan
/“Dengan memakai jilbab, maka engkau tidak lagi terlihat cantik!”/

Sebentar!
Apa definisi cantik yang dimaksud?
Apa dengan dikatakan “wah…”, banyak pengagum dan banyak yang nggodain
ketika kita jalan maka itu dikatakan cantik?
Sungguh!
Kecantikan iman itu mengalahkan kecantikan fisik.
Mari kita lihat bagaimana istri-istri Rasulullah /shallallahu ‘alaihi wa
sallam/ dan para shohabiyah!
Apa yang menyebabkan mereka menduduki tempat yang mulia?
Bukan karena penampilan dan kecantikan, tetapi karena apa yang ada di
dalam dada-dada mereka.
Tidakkah kita ingin berhias sebagaimana mereka berhias?
Sibuk menghiasi diri dengan iman dan amal sholeh.
Wahai saudariku,
Seandainya fisik adalah segala-galanya, tentu Rasulullah /shallallahu
‘alaihi wa sallam/ akan memilih wanta-wanita yang muda belia untuk
beliau jadikan istri. Namun kenyataannya, istri-istri nabi adalah janda
kecuali Aisyah /radhiyallahu ‘anha./

Atau… mungkin setan membisikkan
/“Dengan jilbab akan terasa panas dan gerah!”/

Wahai saudariku,
Panasnya dunia tidak sebanding dengan panasnya api neraka.
Bersabar terhadapnya jauh lebih mudah dari pada bersabar terhadap
panasnya neraka.
Tidakkah kita takut pada panasnya api neraka yang dapat membakar kulit kita?
Kulit yang kita khawatirkan tentang jerawatnya, tentang komedonya,
tentang hitamnya, tentang tidak halusnya?
Wahai saudariku,
Ketahuilah bahwa ketaatan kepada Allah akan mendatangkan kesejukan di
hati. Jika hati sudah merasa sejuk, apalah arti beberapa tetes keringat
yang ada di dahi.
Tidak akan merasa kepanasan karena apa yang dirasakan di hati
mengalahkan apa yang dialami oleh badan.

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Semoga Allah memudahkan nafsu kita untuk tunduk dan patuh kepada syariat.

/“Riweh pake kaus kaki.”
“Ribet pake baju cewek.”
“Panas! Gerah!”/

Saudariku…
Semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakan apa yang Allah
perintahkan meski nafsu kita membencinya.
Setiap ketaatan yang kita lakukan dengan ikhlas, tidak akan pernah
sia-sia. Allah akan membalasnya dan ini adalah janji Allah dan janji-Nya
adalah haq.

/“Celana bermerk kesayanganku bagaimana?”
“Baju sempit itu?”
“Minyak wangiku?”/

Saudariku…
Semoga Allah memudahkan kita untuk meninggalkan apa saja yang Allah
larang meski nafsu kita menyukainya.
Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan
menggantinya dengan yang lebih baik.

Semoga Allah memudahkan kita untuk bersegera dalam ketaatan,
Meneladani para shohabiyah ketika syariat ini turun, mereka tidak
berfikir panjang untuk segera menutup tubuh mereka dengan kain yang ada.

Saudariku,
Jadi bukan melulu soal penampilan!
Bahkan memamerkan dengan menerjang aturan Robb yang telah menciptakan kita.
Tetapi…
Mari kita sibukkan diri berhias dengan kecantikan iman.
Berhias dengan ilmu dan amal sholeh,
Berhias dengan akhlak yang mulia.
Hiasi diri kita dengan rasa malu!
Tutupi aurat kita!
Jangan pamerkan!
Jagalah sebagaimana kita menjaga barang berharga yang sangat kita sayangi.
Simpanlah kecantikannya,
Simpan supaya tidak sembarang orang bisa menikmatinya!
Simpan untuk suami saja,
Niscaya ini akan menjadi kado yang sangat istimewa untuknya.

Saudariku,
Peringatan itu hanya bermanfaat bagi orang yang mau mengikuti peringatan
dan takut pada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,

/“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan takut kepada Robb Yang Maha Pemurah walau dia
tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan
pahala yang mulia.”/ (QS. Yasin: 11)

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mau
mengikuti peringatan,
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang takut
pada Robb Yang Maha Pemurah walau kita tidak melihat-Nya,
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mendapat
kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Kita berlindung pada Allah dari hati yang keras dan tidak mau mengikuti
peringatan. Kita berlindung pada Allah, Semoga kita tidak termasuk dalam
orang-orang yang Allah firmankan dalam QS. Yasin: 10 (yang artinya):

/“Sama saja bagi mereka apakah kami memberi peringatan kepada mereka
ataukah kami tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan
beriman.”/ (QS. Yasin: 10)

***
Dian Novitasari to myqurn
Artikel www.muslimah.or.id

Tidak ada komentar: