Search For Islam

Selasa, 08 September 2009

Fw: Selamat Jalan, Sahabat

Selamat Jalan, Sahabat

"Aku ingin hidup lama. Terlalu serakahkah aku jika berharap untuk hidup?
Jika memang harus mati cepat, aku sangat ingin jadi rumput di surga nanti.
Bisa tidak, ya? Aku tidak mungkin jadi bidadari. Aku hanya ingin menjadi
rumput saja." (Lin, 25 Desember 2006)

***

SAYA pertama kali mengenal sosoknya di tahun 2003 silam. Seorang gadis
Chinese. Lin atau Alin, saya lebih suka memanggilnya demikian saat
menyapanya. Nama lengkapnya Yoanita Afrianty Lin Che Ying. Dia
mendeskripsikan arti namanya itu lewat sebuah pesan singkat di bawah ini.

"Dari dulu aku tahu kalau arti namaku ada hubungannya dengan cinta. Tapi
aku baru tahu kalau artinya ternyata "Tuhan adalah Cinta". Asal namaku dari
bahasa Yunani. Papa ingin aku selalu menebarkan cinta kasih dimanapun aku
berada." (Lin, 29 Januari 2006)

Lin adalah salah seorang sahabat terbaik yang pernah saya miliki. Kami
hanya beberapa kali sempat berjumpa di Yogyakarta, tetapi kami lebih sering
berkomunikasi via SMS dan email.

Sore itu, 6 Nopember 2007, tepat pukul 16:19 WIB. Ponsel saya berdering.
Dari seorang sahabat akrab. "Apa benar Lin telah wafat seminggu yang lalu
setelah operasi?" Ia bertanya, atau lebih tepatnya meminta klarifikasi.

Saya terdiam cukup lama mendengar pertanyaan itu sebelum menjawabnya.
Hampir dua minggu sebelumnya, Lin masih mengirim sebuah SMS pada saya.
Sebuah SMS yang isinya terasa janggal. Saya baru menyadarinya setelah
membaca kembali SMS terakhirnya itu.

"U. Setta, aku pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik. Berjanjilah untuk
selalu bahagia. Maafkan aku. Terima kasih atas semuanya. Hik-hik-hik, aku
pergi. Assalamu 'alaikum wr. wb." (Lin, 26 Oktober 2007)

Ucapan salam dalam pesan singkat itu terletak di akhir. Seperti orang yang
sedang berpamitan.

Dan, setelah konfirmasi ke salah seorang anggota keluarganya, benar Lin
telah kembali ke haribaanNya beberapa waktu sebelumnya. Sebelum naik ke
meja operasi akibat komplikasi beberapa penyakit yang sudah lama
dideritanya: kanker otak, kanker darah, TBC usus, dan beberapa penyakit
lainnya.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun. Semoga kembali ke sisi-Nya adalah
yang terbaik untukmu, Sahabat.

***


Lin, mengenangmu kembali adalah belajar tentang keceriaan menikmati hidup
dalam belitan penyakit, belajar tentang semangat hidup, belajar tentang
cinta dan empati pada sesama, belajar tentang indahnya persahabatan, juga
belajar tentang pemaknaan atas keagungan-Nya.

"Aku kena TBC usus. Keren ya namanya? Hehehe, tapi kok gak sengetop aku ya?
Perlu dianalisa nih! Oya, aku turun 7 kg! Pantas kalau jalan seperti
melayang-layang. But don't worry! I'm gonna be OK! Sure! Insya Allah! Coz I
know God with me." (Lin, 26 Agustus 2005)

"Alhamdulillah, aku lagi sakit parah. Mungkin harus dioperasi lagi yang
kedua. Amandel. Sudah beberapa hari tidak bisa ngomong dan makan/minum.
Kekebalan tubuhku sangat jelek. Aku kan lahir prematur, sudah bagus bisa
hidup seperti bayi lain. Tapi aku lelah sakit terus." (Lin, 30 Nopember
2005)

"Hidup ini memang penuh perjuangan. Dunia ini bukan untuk seorang pengecut,
tetapi untuk mereka yang tak pernah lelah dan berani berjuang menjalani
hidup. Manusia lahir dengan masalahnya sendiri. Bahkan bayi pun dituntut
untuk berjuang menyampaikan rasa laparnya. Setiap orang diberi ujian yang
berbeda. Karenanya, Tuhan, aku berjanji akan selalu berjuang." (Lin, 31
Desember 2006)

"Bagaimana aku makan jika membayangkan saudara-saudaraku di pengungsian?
Mereka sudah makan belum ya? Aku merasa seperti penjahat. Di luar sana
banyak yang kena musibah, kenapa aku malah tiduran! Aduuh, aku pengin ke
Palestina, Libanon, Pangandaran—saat dihantam tsunami. Pasti keren. Kapan
aku bisa ke sana?" (Lin, 7 Mei 2006)

"A tree is known by its fruit, a man by his deed. A good deed is never
lost, he who saws courtesy, reaps friendship; and he who plants kindness,
gathers love." (Lin, 28 Pebruari 2007)

"I breathed a song into the air. It fell to earth I knew not where and the
song from the beginning to end. I found again in the heart of a friend."
(Lin, 2 Maret 2007)

"Hiasilah mimpimu dengan tetesan air sembahyang. Lelapkan matamu dengan
alunan zikrullah. Selimutkan dirimu dengan kalimat syahadat. Alaskan
tidurmu dengan doa." (Lin, 21 Maret 2007)

"Allah lebih canggih dari video pengintai ya? Subhanallah banget deh. Tapi
sebel, lagi ngapa-ngapain aja perasaan selalu dilihatin Tuhan. Aku kan jadi
malu. Grogi. Gak PD. Aduuuh!!" (Lin, 21 Mei 2006)

Kami, sahabat-sahabatmu, akan mengenangmu sebagai sosok yang selayaknya
kami kenang. Kesungguhanmu membaca tujuh juz Al-Qur'an dalam semalam di
malam i'tikaf Ramadhan terakhirmu, akan kami coba ikuti, Lin.

Selamat datang di haribaan-Nya. Selamat berjumpa dengan kekasih sejatimu.
Kami yakin, itu tempat yang layak untukmu. Bahkan tidak sekadar menjadi
rumput di sisi-Nya. Semoga.

***

14 April 2oo9 o7:29 a.m.

*) Hingga Ramadhan hari kelima tahun ke-2 setelah wafatmu, aku belum bisa
menyamai rekormu membaca 7 juz Al-Qur'an dalam semalam, Lin. Tempatkan dia
di tempat terbaik di sisi-Mu, Robb. Aamiiin.

Source link: http://setta81.multiply.com/journal/item/78

Tidak ada komentar: